Sejarah Sablon: Dari Tradisional Menuju Digital
Sejarah Sablon – sablon, atau cetak saring, merupakan salah satu metode cetak yang telah melewati perkembangan jaman yang luar biasa dalam sejarahnya. Teknik cetak saring atau sablon memiliki hubungan erat dengan dunia seni dan industri, dan dengan perkembangan jaman dunia cetak saring atau sablon mengalami transformasi yang signifikan dari cara manual hingga digital. Kali ini kami akan mengajak kalian menjelajahi sejarah sablon, dari awal hingga saat ini yang dimana kemajuan teknologi berkembang pesat dan apa dampaknya terhadap berbagai industri.
Awal Mula Sejarah Sablon.
Jika kita menelusuri sejarah sablon maka kita akan dibawa kembali hingga ribuan tahun yang lalu. Berdasarkan catatan sejarah menunjukkan bahwasannya bangsa Cina kuno telah menggunakan teknik sablon ini dimulai kurang lebih pada abad ke-10 sebagai metode untuk mencetak kain. Tapi jika kita merujuk pada perkembangan yang lebih signifikan dalam penggunaan teknik sablon ini terjadi di Jepang kurang lebih pada abad ke-17, yang dimana jepang menggunakan metode sablon ini untuk mencetak motif kain kimono, dikarenakan kaisar sangat prihatin dengan tingginya harga jika menggunakan tulisan tangan lebih mahal, oleh karena itu jepang menggunakan teknik sablon ini untuk menekan harga dan efesiensi pengerjaannya. Pada saat itu teknik yang digunakan bukan menggunakan kain kasa atau screen tapi menggunakan system pengecapan atau mal.
Sekitar tahun 1851-1862 seorang pria kebangsaan inggris menemukan produk autotype atau yang biasa disebut juga dengan emulsion dalam dunia sablon, dan pada tahun 1907 Samuel Simon pria yang juga berkebangsaan inggris memperkenalkan teknik sablon dengan menggunakan chiffon sebagai pola untuk mencetak. Sementara di Amerika pada tahun 1924 sudah menggunakan teknik sablon untuk sarana mencetak pada kain tekstil. Pada tahun 1946 dua warga negara Amerika Serikat bernama Mc. Kronik dan Penney menciptakan mesin untuk pembuat cetak sablon, hingga seorang pengusaha dan juga seorang seniman bernama Michael Vasilantone di tahun 1960 mengembangkan mesin sablon yang juga dikenal saat ini dengan mesin sablon rotary.
Peran Sablon dalam Industri dari Jaman Ke Jaman
Antara tahun 1960-an dan 1970-an, sablon menjadi semakin populer di kalangan seniman dan musisi. Pada rentang waktu itu sablon menjadi simbol gerakan seni pop dan budaya hippie. Band-band musik seperti The Rolling Stone dan Deep Purple menggunakan sablon untuk mencetak poster konser dan merchandise. Hingga kini di Indonesia begitu banyak yang menggunakan teknik sablon ini untuk kampanye band-band dan pergerakan seni. Di Jogjakarta tempat lahirnya Konveksi Tambang Jogja pun menjadi salah satu yang terkena dampak positif dari sablon ini, digambarkan dari banyaknya musisi dan seniman yang menjadikan textile sebagai sarana untuk mengungkapkan ide ide mereka dan menuangkan seni dengan teknik sablon, begitu pula dengan kami Konveksi Tambang Jogja, yang menjadi bagian dari Sablon Kaos Jogja.
Revolusi Digital: Sablon dalam Era Modern
Dengan Kemajuan Teknologi saat ini sampai lah sablon pada kemajuannya yang tidak ada sebelumnya. Sistem komputerisasi membuat teknik desain yang lebih kompleks dan tidak ada pada sebelumnya, dan hal ini juga yang membuat equipment dan teknik sablon mengalami perubahan yang signifikan. Dimulai dari adanya mesin sablon otomatis yang membuat prosesnya lebih efesien dan cepat.
Selain itu kini, teknologi inkjet dan DTG (Direct to Garment) telah mengubah paradigma sablon tekstil, dan sempat menjadi sebuah perdebatan antara sablon manual dan sablon digital yang mana jika kita tarik garis lurusnya sablon itu sendiri adalah seni cetak. Sementara itu sablon jenis DTG memungkinkan cetak langsung pada pakaian dengan menggunakan tinta khusus, tanpa perlu melewati proses yang panjang untuk menghasilkan cetakan desain pada kaos. Masih banyak lagi system sablon digital ini yang ada pada saat ini, seperti DTF (Direct Transfer Film), Floking, dan lain-lain.
Sebagai yang bergerak dan terlibat dalam perkembangan dibidang Sablon Kaos Jogja, kami Konveksi Tambang Jogja mengadaptasi kedua teknik ini, baik sablon manual ataupun sablon digital.
Dampak Sablon di Era Modern.
Sablon tidak hanya berpengaruh pada seni dan musik tetapi juga menjadi sebuah industri yang massive atau besar. Terbukti dari banyaknya bermunculan brand lokal yang menjual pakaian-pakaian yang menurut kami Konveksi Sablon Jogja hal ini sangat bagus dan mampu bersaing dengan produk dari luar, hal ini lah membuat sablon menjadi sebuah industri yang cukup menjanjikan bagi para pengusaha-pengusaha untuk membangun bisnis dengan arah industri sablon termasuk kami Konveksi Sablon Jogja. Tidak hanya pada segmen brand lokal yang menjual pakaian-pakaian, tetapi juga sablon menjadi sarana sebagai iklan ataupun sebagai penyampaian visi dan misi sebuah perusahaan.
Oleh karena itu dalam dunia bisnis, sablon telah menjadi alat pemasaran yang efektif. Logo perusahaan, slogan, dan desain produk dapat dicetak dengan presisi tinggi, memberikan merek identitas yang kuat. Selain itu, sablon sering digunakan dalam produksi barang-barang promosi seperti kaos, tote bag, dan topi.
Sejarah sablon adalah bentuk gambaran sebuah perkembangan jaman dari teknik tradisional hingga ke revolusi digital. Yang mana dahulu hanya digunakan untuk sekedar mencetak kain kini menjelama menjadi sebuah bagian penting dalam industri seni, sebagai komoditas untuk promosi yang menyampaikan tujuan sebuah produk, dan kini industri sablon juga menjadi salah satu industri yang patut diperhitungkan. Beradaptasi teknik sablon dengan perkembangan teknologi, menjadikan sablon salah satu metode cetak yang paling serbaguna dan efektif hingga saat ini.
Sebagai bagian yang ikut serta dalam perkembangan sablon ini terutama di Sablon Kaos Jogja, kami sangat mendukung dan mengikuti seluruh perkembangan dalam kemajuan bidang Sablon Kaos Jogja.
Konveksi Sablon Jogja, kami siap untuk memenuhi kebutuhan kalian untuk mencetak sablon terbaik sebagai sarana kalian untuk tujuan promosi ataupun untuk menyampaikan visi misi kalian.
Berikut hasil Produksi kami Konveksi Tambang Jogjakarta :
